
Menyaksikan gonjang-ganjing pemberitaan media massa sepekan terakhir ini tentang kasus Poligami Ustadz Abdullah Gymanstyar (Aa’ Gym), saya pribadi merasakan sangat prihatin. Betapa tidak prihatin. Melihat begitu sangat tidak fair dan tidak berimbangnya media massa dalam meliput pemberitaan kasus tersebut, karena pada saat yang bersamaan terjadi pula kasus beredarnya video mesum salah satu anggota DPR. Bayangkan kasus pernikahan poligami Aa’ Gym mendapatkan porsi sorotan yang sangat tajam dan tendensius, bila dibandingkan kasus beredarnya video mesum salah satu anggota DPR yang mulia tersebut. Seolah Poligami yang termasuk tindakan legal dan sah menurut syariat Islam dan hukum positif, lebih hina dibandingkan dengan kasus tindakan amoral salah satu anggota DPR. Sebab untuk kasus yang terakhir seakan dinilai merupakan suatu yang wajar terjadi saat ini, sedangkan kasus poligami seakan hal tabu yang baru terjadi kemarin sore.
Menanggapi hal tersebut di atas, pada kolom surat pembaca ini, saya ingin memberikan saran kepada segenap tokoh-tokoh Islam di tanah air, agar dapat kiranya para tokoh dan ulama tersebut angkat bicara untuk menjelaskan kepada umat duduk persoalan kasus poligaminya Aa’ Gym, agar umat memahaminya secara proposional. Karena sebenarnya kasus Poligami Aa’ Gym tidak hanya sekedar kasus beliau ansich. Tetapi dibalik pemberitaan miring tersebut sebenarnya terkandung maksud-maksud jahat dari pihak-pihak yang anti penerapan Syariat Islam. Mereka yang selama ini kalah telak dalam perebutan opini ditengah-tengah masyarakat, telah menemukan titik balik penyerangan yang mematikan terhadap syariat Islam. Dengan mengekspose kasus poligami Aa’ Gym secara miring dan besar-besaran, mereka dengan mudah membalikkan opini tentang indahnya syariat Islam (termasuk poligami) yang kita bangun selama ini. Kalau ini terjadi, maka sia-sialah upaya beberapa ormas dan orpol Islam yang berjuang bahu membahu mengkampanyekan penerapan Islam yang telah dirakit semenjak isue SISDIKNAS, RUU APP, Penghentian Play Boy dan Tolak Bush selama ini. Opini yang sudah bagus tentang syariat Islam ini rusak dalam tempo yang singkat bagaikan ”Panas setahun dihapus oleh hujan sehari.”
Untuk itu janganlah kita biarkan Aa’ Gym menanggung sendirian, beliau berdakwah dengan ,memberikan contoh indahnya menerapkan Syariat Islam. Apa yang beliau lakukan adalah Sunnah Rasul. Bila sekarang Sunnah Rasul (baca:Syariat Islam ) tersebut ”dilecehkan”, maka tanggungjawab pembelaannya tidak hanya dibebankan pada beliau sendiri, akan tetapi sudah berada disetiap pundak kaum muslimin, terutama ulama’ dan para tokoh Islam. Merekalah yang paling dahulu ditanya oleh Allah di akhirat mengapa ketika Syariat Islam dan Saudaranya yang berkeinginan memberi contoh indahnya menerapkan syariat Islam di serang dan dilecehkan, mereka (para tokoh dan ulama) diam saja. Saya usulkan pada surat terbuka saya ini, agar para tokoh memberikan Tabayun pada umat melalui acara ”Konferensi press Bersama”. Mereka mewakili organisasi dan jam’iyahnya masing-masing untuk menyampaikan tabayun (penjelasan) kepada umat bahwa :
1. Poligami adalah Syariat Islam yang pasti akan mendatangkan Rahmatan lil Alamin ketika diterapkan sesuai dengan kaidah syara’
2. Memberikan semangat kepada Aa’ Gym agar beliau tetap istiqomah didalam memegang Sunnah Rasul walaupun harus menerima ujian diserang oleh mass media yang dipenuhi oleh kepentingan asing
3. Memberi contoh kepada umat tentang arti Persaudaraan Islam yang sesungguhnya, bahwa, bila satu saudaranya disakiti, maka wajib bagi saudaranya yang lain untuk membelanya
Sedangkan untuk Tabloid Suara Islam saya usulkan untuk dapat kiranya menjadi mediator memprakarsai acara tersebut. Hal ini karena sesuai dengan motonya ”Memperjuangkan Aspirasi dan Hak-hak Umat”
Demikian usulan dan himbauan saya kepada para Tokoh dan Ulama Umat Islam agar bersegera membela Saudara dan Agamanya yang sedang dilecehkan oleh musuh-musuh Islam. Semoga seruan ini didengar oleh pihak-pihak yang saya seru, sehingga kelak Allah tidak menanyai persoalan ini kepada saya, karena saya sudah sampaikan.
Yaa Allah saksikan bahwa aku telah sampaikan.
Jakarta, 12 Desember 2006
Wassalamu’alaikum wr wb
Hamzah Abu Hamaas Al Mustdjabi Al Gresiki
(Aktivis Hizbut Tahrir Indonesia Jakarta)