Followers

Powered by Blogger.

Thursday, August 31, 2006

MENUNGGU TEGAKNYA KHILAFAH DI PALESTINA

Berita dari teman di posting ke saya tanggal 27 Agustus

Khilafah di Gaza Strip

Suara penegakkan Khilafah Islamiyyah kini menggema di Palestina. Ketika orang-orang sudah bosan hidup dalam penjajahan Yahudi, kaum Muslim Palestina menyadari akan berdirinya Khilafah Islamiyyah yang akan memuliakan kembali baitul maqdis seperti apa yang telah Allah wahyukan, bahwa daerah tersebut adalah daerah yang diberkahi. Hari Isra' Mi'raj yang lalu telah mengingatkan kita semua, 27 Rajab, 85 tahun yang lalu Khilafah Islamiyyah telah dihancurkan oleh seorang agen barat, Mustafa Kemal. Kini ribuan kaum muslim Palestina menyerukan pentingnya penegakkan Khilafah Islam di Palestina dan juga dunia. Mulai dari anak-anak, remaja, pemuda hingga orang tua, baik laki-laki maupun perempuan merindukan Khilafah berdiri kembali. Bahkan sebuah harian pres mengatakan Khilafah bisa jadi akan ditegakkan di Gaza Strip. Berikut foto-foto masirah seruan penegakkan Khilafah di Palestine dan juga dunia:

Hizbut Tahrir Menyerukan Tegaknya Khilafah di Palestina
Gerakan Hizbut Tahrir, menggiatkan aktifitasnya lebih intensif dalam beberapa waktu terakhir, di Palestina. Kegiatan Hizbut Tahrir terlihat mencolok belakangan ini ketimbang waktu-waktu lalu. Mereka membentangkan berbagai spanduk dan menggunakan sarana informasi untuk mensosialisasikan ide mengembalikan khilafah Islamiyah.
Eyad Bargoutsi, pakar gerakan Islam di Palestina menyebutkan bahwa Hizbut Tahrir saat ini muncul mencuat dan menawarkan pemikirannya sebagai alternatif Islam di pentas politik Palestina. Meski saat ini Palestina tengah menghadapi krisis politik internal dan tekanan negara Barat atas pemerintahan yang dipimpin Hamas.
Dalam beberapa hari lalu, secara mengejutkan Hizbut Tahrir membentangkan berbagai spanduk di jalan-jalan Palestina di Jalur Ghaza, dengan tema khilafah Islamiyah. Misalnya saja tulisan, “Khilafah, jalan keluarnya”, “Satu Umat, Satu Negara”, “Kembalikan, Khilafah Ala Minhajin Nubuwwah” dan sebagainya. Spanduk spanduk itu juga bermunculan di Nablus, Al-Khalil, dan Tepi Barat. Mereka juga menggelar sebuah seminar besar di Ramallah.
Para peserta seminar dengan semangat mengangkat pernyataan dan spanduk mereka di beberapa jalan Palestina dengan kalimat, “Hilangnya Khilafah Sebabkan Hilangnya Palestina”, “Dengan Khilafah Kita Memerangi bukan Diperangi”. Mereka menuntut pengembalian Khilafah Islamiyah sebagai syarat kebangkitan jati diri kaum Muslimin.
DR. Nabil Halbi, salah satu jajaran pemimpin Hizbut Tahrir mengatakan, “Organisasi kami melakukan kampanye intensif dalam beberapa waktu terakhir karena tekanan negara Barat yang semakin kuat terhadap pemerintahan negara kaum Muslimin. Hizbut Tahrir ingin agar umat ini bersatu dan membela agama mereka, di bawah pemerintahan yang satu, yang otomatis bisa mengembalikan kemuliaannya.”
Lebih jauh Halbi yang juga seorang dosen ilmu Kimia di Universitas Islam di Ghaza mengatakan, “Kenyataan sekarang memang membutuhkan kebangkitan kaum muslimin di level pemikiran. Dari sinilah Hizbut Tahrir memiliki pandangan bahwa aksi di jalanan untuk menarik simpatik dan dukungan masyarakat terhadap masalah yang ada, akan sangat memberi pengaruh.” Ia juga menyampaikan bahwa Hizbut Tahrir adalah partai politik yang berbasis Islam dan berupaya mendirikan negara Islam.
Terkait sarana yang digunakan Hizbut Tahrir untuk mencapai sasaran gerakannya, Halbi mengatakan, “Sarana yang digunakan adalah upaya bersama masyarakat untuk masuk dalam pertarungan politik bersama pemerintah, pertarungan pemikiran dengan berbagai pemikiran yang ada. Kemudian mencari dukungan dari para pemilik kekuatan para pemimpin militer di negara-negara kaum Muslimin.”
Ia mengatakan bahwa umat Islam saat ini sebenarnya memiliki kekuatan, tapi para pemimpinnya kehilangan kepercayaan sehingga menjadi target musuh. Perang Israel terakhir atas Libanon adalah bukti tentang hal tersebut.
“Tanda-tanda kemenangan itu sudah ada. Karena umat Islam ini memiliki para tokoh dan sumber kebaikan. Umat ini bersatu dalam pemikiran Islam dan maju dengan pemikiran Islam. Belum pernah terjadi kemajuan seperti ini sebelumnya, sehingga semua partai sekuler dan nasionalis kehilangan eksistensinya,” ujar Halbi.
Tentang kedudukan Hizbut tahrir di Palestina, ia menyatakan, Hizbut Tahrir tak memiliki struktur kepemimpinan di dalam Palestina karena Hizbut Tahrir tidak terbentuk sebagai sebuah partai lokal, tapi sebagai organisasi internasional. Ia kemudian mengkritik keberadaan pemerintah Palestina pimpinan Hamas. Menurutnya, “Pemerintahan sekarang merupakan pemerintahan ilegal karena dibangun di atas kesepakatan Oslo yang diprakarsai oleh pemerintah otonomi Palestina. Karena itu, pemerintahan seperti ini sama sekali tidak menerapkan Islam.” Ia bahkan menegaskan, “Kami tahu bahwa para anggota pemerintahan ini adalah kaum Muslimin dan terkenal dengan ketulusannya. Tapi apa yang diterapkan oleh pemerintah, sama sekali tidak Islami.” (na-str/iol)